Jumat, 05 Desember 2014

Penting: Hal yang Harus Dihindari Jika Berinvestasi

Jakrata, GATRAnews - Anda sudah mantap mau berinvestasi di masa muda? Itu merupakan keputusan yang bagus. Di balik keputusan tersebut tersimpan tujuan yang pada akhirnya menguntungkan hidup Anda. Pasalnya, investasi diyakini banyak orang menjadi tindakan penting yang Anda lakukan terhadap aset Anda alih-alih demi mendapatkan imbalan serta pertambahan dalam keuangan di masa depan. Memang investasi identik dengan keuntungan. Ada baiknya sebelum memulai berinvestasi, Anda wajib menghindari hal-hal berikut agar jangan sampai membuat kesalahan saat terjun ke dunia investasi.

1. Tingkat Keberanian Kecil

Jika Anda masih ragu-ragu atau sama sekali tidak punya cukup keberanian untuk berinvestasi sebaiknya jangan dipaksakan. Ketika Anda memulai suatu investasi dengan rasa takut dan khawatir niscaya program investasi yang Anda ikuti juga akan berantakan. Sebaiknya pelajari ilmu tentang seluk-beluk dunia investasi beserta produk-produk turunannya, pahami risiko yang mungkin ada serta punyai strategi dalam mengelola risiko investasi.

2. Jangan Berinvestasi di Satu Keranjang

Ketika memutuskan untuk berinvestasi, segera tebar jaring. Jangan terpaku pada satu keranjang saja. Maksudnya, jangan ragu untuk mengambil instrumen investasi lebih dari satu. Mengapa? Selain keuntungan yang diperoleh lebih besar dan lebih banyak, Anda juga tidak perlu pusing di kala ada satu investasi yang sedang mandek atau tidak menguntungkan. Namun, jangan sampai Anda berinvestasi di banyak keranjang, nanti malah tidak fokus. Idealnya dua sampai tiga jenis investasi. Ini yang disebut diversifikasi investasi.

3. Buta Tujuan Investasi

Untuk memulai suatu investasi hal utama yang menjadi prioritas ialah apa tujuan Anda berinvestasi? Saat sudah mengetahui tujuan utama Anda, barulah terjun. Bila Anda belum punya tujuan tapi sudah berani nyemplung dalam dunia ini sudah pasti Anda akan tenggelam secara perlahan.

Jangan pernah berinvestasi apabila hanya sekadar ikut-ikutan, latah, bahkan gengsi. Tetapkan dahulu tujuan utama Anda berinvestasi, apakah untuk tabungan di hari tua, biaya pendidikan anak, membeli rumah atau sebagainya, kemudian barulah investasikan dana awal Anda ke dalam bentuk investasi.

4. Jangan Selalu Mengharapkan Keuntungan

Bukan berarti Anda tidak boleh bermimpi mendapat keuntungan saat berinvestasi. Itu hal yang wajar karena semua orang yang melakukan investasi pasti mengharapkan keuntungan. Masih banyak orang yang tidak mau menerima risiko saat berinvestasi. Padahal kemungkinan merugi itu ada.

Nah untuk mengatasinya Anda harus pintar mengelola risiko (risk management) agar lebih banyak pertumbuhan ketimbang risiko alias rugi. Caranya bisa berkonsultasi dengan teman Anda yang sudah ahli atau mengukur kemampuan dan kekuatan Anda dalam berinvestasi. Jadi, Anda tidak akan salah pilih instrumen investasi dan cara ini bisa memperkecil risiko.

5. Terlalu Percaya Diri

Manusia tentu boleh memiliki rasa percaya diri asal jangan berlebihan. Anda harus hindari hal ini jika tidak mau mengalami kerugian besar. Anda harus tahu kapan waktu yang tepat untuk menanamkan modal dan kapan harus mengerem laju investasi Anda.

Agar terhindar dari kerugian Anda bisa menyelesaikannya dengan menanam lebih dari satu aset, penyebaran aset di beberapa daerah (misal di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dll), atau mengambil investasi dengan periode berbeda (jangka pendek, menengah, panjang).

6. Berpikir Pendek

Maksudnya di sini ialah si investor berharap keuntungan segera diperoleh begitu berinvestasi. Padahal keuntungan dari suatu produk investasi sangat tergantung dari jenis investasi yang Anda lakukan dan berapa lama Anda menunggunya.

Modal awal beserta keuntungan yang Anda peroleh setelah menaruhkannya dalam investasi tidak segera berbuah dalam hitungan hari. Keuntungan tidak datang secepat membalik telapak tangan. Anda pun juga harus mengetahui risiko yang timbul dari masing-masing investasi.

Misal jika investasi emas kita harus pandai melihat peluang kapan harga emas naik. Jika investasi properti harus pintar menentukan lokasi dan menemukan pembeli yang tepat, lalu untuk produk-produk deposito juga mengandung risiko, karena untuk deposito di atas dua miliar rupiah tidak lagi diproteksi oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Artinya, uang Anda bisa hilang juga. Oleh karena itu, diperlukan nyali besar dan pikiran jangka panjang dalam berinvestasi. 

Editor: IMoney/Nhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar